Masih Di Bawah Umur
Seminggu
yang lalu, tepatnya pada akhir pekan, saya tidak sengaja melihat video di
Youtube yang memutar lagu anak. Sayangnya, lagu-lagu anak yang tidak sesuai
pada tempatnya ini dapat di dengar bebas berjuta anak Indonesia. Lagu anak di
zaman modern cenderung bertema tentang cinta. Berbeda dengan lagu- lagu anak
pada tahun 90-an yang memiliki nilai pendidikan dan nilai positif. Anak- anak
sekarang cenderung mendengarkan lagu cinta atau lagu-lagu yang seharusnya
ditujukan untuk orang dewasa.
Save lagu anak
Hari
ini saya akan menceritakan lagu-lagu anak yang saya dengar itu, tetapi lebih
kepada bagaimana pikiran saya terusik melihat anak kecil menyanyikan dan
mendengarkan lagu yang tidak layak untuk
mereka dengar dan nyanyikan.
Banyak
sekali lagu-lagu bertemakan cinta yang dinikmati oleh anak kecil. Biasanya lagu
tersebut bergendre pop, dangdut, bahkan rock. Terkadang mereka tidak hanya
menyukai lagunya, namun juga penyanyinya, bahkan sebagian suka dengan goyangan
khasnya (jika bergenre dangdut). Hal tersebut membuat saya heran, mengapa lagu
anak zaman sekarang kurang layak dan kurang mendidik. Indonesia sudah krisis lagu anak yang mendidik. Lagu-lagu
anak dengan lirik positif seperti lagu anak zaman dahulu telah lenyap.
Kini berganti dengan lagu anak-anak yang menyanyikan lagu dewasa yang
miris dengan lirik yang jauh dari usia anak-anak.
Seperti salah satu lagu yang saya
lihat di media social yang berjudul “Lelaki Kardus” yang dinyanyikan anak
perempuan bernama Nova Rizqi Romadhon. Lagu Nova ini diupload di situs berbagi
video YouTube. Komentar netizen pun beragam. Ada yang mengecam, marah ada juga
yang tertawa sekaligus iba melihat Nova. Karena lagu yang dinyanyikannya
menceritakan tentang seorang bapak yang selingkuh dan meninggalkan istri serta
anaknya. Berikut adalah penggalan lirik lagu “Lelaki Kardus”;
“ Bapakku kawin lagi, aku
ditinggalin, ibuku diduain. Ibuku minta cerai tapi dipukulin ,” Itulah isi
sebagian lirik awal dari lagu Nova. Bukan hanya itu, lagu bergenre dangdut itu
berisi cacian sang anak pada ayahnya yang jelas-jelas tak mendidik. Tidak hanya
Nova dalam video klip sederhana itu.
Ada juga beberapa bocah yang menjadi
back vocalnya dan sama-sama mengumpat dan mencaci dalam lagu itu.
“ Lelaki kardus, lelaki mencret,
lelaki kencrot, lelaki bangkrut, lelaki bangsat ,” terdengar senandung lagu
para bocah di dalam lagu itu. Lagu anak ini terkesan sarkasme dan langsung
dilihat oleh sekitar 12 ribu viewer .
Musnah sudah lagu anak yang
menggemaskan dan mendidik berganti tema galau dan percintaan. Lagu tersebut
menurut saya mengajarkan tentang kemarahan dan ucapan kasar yang seharusnya
tidak pantas didengar anak-anak.
Hal
tersebut membuat saya tidak mengerti, saya pun melampiaskannya ke media social.
Saya menulis, apa sebaiknya ada acara khusus yang memutar ulang lagu-lagu anak
tahun 90an, atau lagu-lagu anak yang mendidik, agar anak dapat menyanyikan lagu
tersebut dan mendengarkannya. Atau sebaiknya, lagu-lagu anak yang tidak layak
dipublikasikan harus ditarik peredarannya. Kemana, lagu-lagu anak yang dapat
memberi motivasi?
Seorang
berespons dengan apa yang saya curhatkan di media sosial itu. Ia mengatakan, Diperlukan upaya untuk merubah keadaan ini. Peran Komisi
Penyiaran diperlukan untuk membatasi lagu-lagu anak yang kurang mendidik.
Kita semua harus lebih proaktif dalam menjaga
anak-anak kita. Karena, mereka adalah generasi penerus bangsa. Kita seharusnya
melestarikan lagu anak yang pantas untuk mereka, dan isinya yang mendidik.
Kepada para pencipta lagu anak, ayo, tunjukkan kreasi anda untuk anak-anak
kita, jangan mau kalah dengan lagu-lagu sekarang.
Rumah dengan Cinta
Maka, saya mulai
bergumul dalam pertanyaan. Apa yang seharusnya kita lakukan?
Dalam kasus ini, kita
harus sepakat bahwa remaja serta orang dewasa adalah berbeda dari anak-anak.
Dari sikap, maupun pola pikirnya. Menurut penelitian, dalam otak anak kecil
(umur 1-6 tahun) kemampuan menyerap segala informasi itu masih sangat tinggi,
artinya, jika ada informasi baru, maka otak akan segera menangkap dan
menyimpannya di memori si anak. Apa akibatnya jika yang tersimpan di memori
anak kecil tadi adalah hal-hal seperti lagu-lagu percintaan dan tidak mendidik?
Yang seharusnya tak mereka dengar dan simpan di memori? Akan jadi apa bangsa
kita ini dimasa depan?
Bagaimana
kalau di kemudian hari si anak menjadi remaja yang mulutnya berkata kasar,
serta perilaku yang tak senonohnya
direkam dan diunggah ke media sosial?
Apakah
orangtua kaget setengah mati mendengar anak remajanya seperti itu, tetapi lupa
bahwa mereka memiliki andil terhadap lagu-lagu anak yang diputar di masanya ?
Kepada para orang tua,
ajarkan kepada anak-anak hal apa yang boleh dan tidak boleh mereka dengar dan
nyanyikan, serta tanamkan juga nilai-nilai agama kepada mereka sejak kecil,
agar di masa depan kelak, anak-anak kita menjadi seorang pemimpin yang tangguh
dan berwibawa untuk membawa bangsa kita menuju masa depan yang lebih cerah.
Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar